Berikut ini adalah makalah mengenai analisis dampak lingkungan,,,, oke,, selamat belajar...........
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum
warahmatullah wabarakatuh
Puji
Syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya, sehingga saya dapat membuat makalah EKOSISTEM ini.
Adapun
penyusunan makalah ini didasarkan dengan data-data yang diperoleh dari berbagai
sumber, baik dari internet, buku-buku pedoman, serta data-data dan keterangan
dari Bapak/Ibu Guru yang telah memberikan bimbangan. Dalam penyusunan makalah
ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, terutama Bapak/Ibu Guru yang
mengajar kelas XII Teknik Elektronika Industri. Untuk itu saya mengucapkan
terima kasih atas dukungan dan bimbingannya selama ini.
Saya
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari
segi bahasa, cara penulisan , maupun dari segi kata-kata yang digunakan. Karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran yang
membangun sangan saya perlukan demi kesempurnaan pembuatan makalah berikutnya.
Demikian kata pengantar ini saya buat, semoga dapat bermanfaat terutama pada
diri saya pribadi dan anda semuanya.
Wssalamu'alaikum
warahmatullah wabarakatuh
Wates,
21 November 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………….... i
KATA PENGANTAR…………………………………………………. ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………… 1
A. Latar
Belakang…………………………………………….... 1
B. Rumusan
Masalah…………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………….. 3
A. Macam
Macam Ekosistem………………………………….. 3
B. Komponen
Penyusun Ekosistem ……………………………. 9
C. Interaksi yang Terjadi dalam Ekosistem .............................. 11
D.
Siklus BIOGEOKIMIA/Aliran Energi Dalam Ekosistem.....
15
E. Rantai
Makanan dan Jaring Makanan................................. 19
F. Paramida Ekologi ……………………………………………. 21
G. Keseimbangan Lingkungan…………………………………. 24
BAB III PENUTUP…………………………………………………….. 31
A. Kesimpula…………………………………………………… 31
B. Saran-saran…………………………………………………. 32
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….. 33
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia
sebagai makhluk hidup selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Adanya
interaksi antara manusia dan lingkungannya, mengakibatkan terjadinya
ketidakseimbangan ekologi seperti kerusakan tanah, pencemaran lingkungan, dan
sebagainya. Keadaan ini makin diperbesar dengan adanya penggalian dan
pemanfataan sumber-sumber alam untuk menunjang kehidupan manusia akibat
pertumbuhan penduduk yang cepat.
Manusia
mendapatkan unsur-unsur yang diperlukan dalam hidupnya dari lingkungan. Makin
tinggi kebudayaan manusia, makin beraneka ragam kebutuhan hidupnya. Makin besar
jumlah kebutuhan hidupnya yang diambil dari lingkungan, maka berarti makin
besar perhatian manusia terhadap lingkungan.
Perhatian
dan pengaruh manusia hidup terhadap lingkungan makin meningkat pada zaman
teknologi maju. Masa ini manusia mengubah lingkungan hidup alami menjadi
lingkungan hidup binaan. Eksplotasi sumber daya alam makin meningkat untuk
memenuhi bahan dasar industri. Sebaliknya hasil sampingan dari industri berupa
asap dan limbah mulai menurunkan kualitas lingkungan hidup. Berdasarkan
sifatnya, kebutuhan hidup manusia dapat dilihat dan dibagi menjadi 2, yaitu
kebutuhan hidup materil, dan kebutuhan hidup nonmateril. Kebutuhan hidup
materil , antara lain adalah air, udara, sandang, pangan, papan, transportasi,
serta perlengkapan fisik lainnya. Dan kebutuhan nonmateril adalah rasa aman,
kasih sayang, pengakuan atas eksistensinya, dan sistem nilai dalam masyarakat.
Manusia merupakan komponen biotik
lingkungan yang memiliki daya pikir dan daya nalar tertinggi dibandingkan
makhluk lainnya. Disini jelas terlihat bahwa manusia merupakan komponen biotik
lingkungan yang aktif. Hal ini disebabkan manusia dapat secara aktif mengelola
dan mengubah ekosistem sesuai dengan apa yang dikehendaki. Namun demikian,
kegiatan manusia ini dapat menimbulkan bermacam-macam gejala. Secara sekilas
penulis gambarkan bahwa masalah lingkungan bukanlah masalah yang mudah, namun
merupakan masalah yang sangat global.
B. Rumusan masalah
1.
Sebutkan
macam-macam ekosistem?
2.
Sebutkan
Komponen Ekosistem?
3.
Bagaimana
dan jelaskan interaksi yang terjadi dalam ekosistem ?
4.
Jelaskan
apa itu siklus biogeokimia atau nergi dalam Ekosistem?
5.
Apa
itu rantai makanan dan jaring-jaring makanan?
6.
Apa
itu piramida ekologi?
7.
Apa
yang akan kita lakukan dengan keseimbangan lingkungan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Macam - Macam Ekosistem
Di bumi ada bermacam-macam ekosistem, yaitu ekosistem alam dan buatan.
Secara garis besar ekosistem alam dibedakan menjadi ekosistem darat dan
ekosistem perairan.
1.
Ekosistem
Darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.
Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat yaitu
sebagai berikut :
a.
Gurun
Gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika
Utara, Afrika Utara, Australia dan Asia Barat.
Ciri-ciri:
Ø Curah hujan
sangat rendah, + 25 cm/tahun
Ø Kecepatan
penguapan air lebih cepat dari presipitasi
Ø Kelembaban
udara sangat rendah
Ø Perbedaan
suhu siang hari dengan malam hari sangat tinggi
b. Padang
Rumput
Padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah
beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan,
Australia.
Ciri-ciri:
Ciri-ciri:
Ø Curah hujan
antara 25 - 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah hujannya dapat
mencapai 100 cm/tahun.
Ø Curah hujan
yang relatif rendah turun secara tidak teratur.
Ø Turunnya
hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan drainase kurang
baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.
c.
Hutan Hujan Tropik
Hutan tropis memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan
dan hewan yang paling tinggi. Meliputi daerah aliran sungai Amazone-Orinaco,
Amerika Tengah, sebagian besar daerah Asia Tenggara dan Papua Nugini, dan
lembah Kongo di Afrika.
Ciri-ciri:
Ø
Curah hujannya tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu
antara 200 - 225 cm/tahun.
Ø
Matahari bersinar sepanjang tahun.
Ø
Dari bulan satu ke bulan yang lain perubahan suhunya
relatif kecil.
Ø
Di bawah kanopi atau tudung pohon, gelap sepanjang
hari, sehingga tidak ada perubahan suhu antara siang dan malam hari.
d. Hutan Gugur
(Deciduous Forest)
Ciri khas hutan gugur adalah tumbuhannya sewaktu musim
dingin, daun-daunnya meranggas. Bioma ini dapat dijumpai di Amerika Serikat,
Eropa Barat, Asia Timur, dan Chili.
Ciri-ciri:
Ø Curah hujan
merata sepanjang tahun, 75 - 100 cm/tahun.
Ø Mempunyai 4
musim: musim panas, musim dingin, musim gugur dan musim semi.
Ø Keanekaragaman
jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma Hutan tropis.
e.
Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah
tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga
merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan
sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, Hewannya antara lain
moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada
musim gugur.
f.
Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub
utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi.
Pertumbuhan
tumbuhan di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah
Sphagnum, lumut kerak, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan
rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
Hewan yang hidup di daerah ini : Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya karibou, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.
Hewan yang hidup di daerah ini : Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya karibou, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.
2. Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok,
penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca.
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir.
Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air
mengalir adalah sungai.
a.
Danau
Danau
merupakan suatu badan air yang menggenang dan luas.
Komunitas
tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari
tepi.
Berdasarkan
hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.
Ø Daerah
litoral
Daerah ini
merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal.
Ø Daerah
limnetik
Daerah ini
merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar
matahari.
Ø Daerah
profundal
Daerah ini
merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau.
Ø Daerah
bentik
Daerah ini
merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme
mati.
b.
Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Komunitas yang
berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak
mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa
arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan
tumbuhan berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.
Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi
evolusioner. Misalnya bertubuh pipih dorsoventral dan dapat melekat pada batu.
3. Ekosistem air laut
Ekosistem
air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang
a.
Laut
1)
Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi
sebagai berikut.
Ø Litoral : daerah yang
berbatasan dengan darat.
Ø Neritik : daerah
yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai bagian dasar, dalamnya ± 300
meter.
Ø Batial : daerah yang
dalamnya berkisar antara 200-2.500 meter.
Ø Abisal : daerah
yang lebih jauh clan lebih dalam dari pantai (1.500-10.000 m).
2) Menurut
wilayah permukaannya secara horizontal,
berturut-turut dari tepi laut, laut
dibedakan sebagai berikut.
Ø Epipelagik : daerah antara permukaan dengan
kedalaman air sekitar 200 m.
Ø Mesopelagik : daerah di
bawah epipelagik dengan kedalaman 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
Ø Batiopelagik
: daerah
jereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini
misalnya gurita.
Ø Abisalpelagik
: daerah
dengan kedalaman mencapai 4.000 m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih
ada.
Ø Hadal
pelagik :merupakan bagian laut terdalam
(dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m.
b.
Ekosistem
pantai
Komunitas
tumbuhan berturut-turut dari daerah pantai dibedakan sebagai berikut.
Ø Formasi pes
caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir
adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan
gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya
adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan
Canavalia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum
asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaevola
fruescens (babakoan).
Ø Formasi
baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia,
Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina. Bila tanah di
daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang
memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur
yang kurang oksigen.
Selain
berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai
penahan dari pasang surut gelombang.
c.
Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari
sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.
Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut.
Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut airnya.
Nutrien dari sungai memperkaya daerah estuari.Komunitas tumbuhan yang hidup di
estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton.
d.
Terumbu
karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas khusus yang
terdiri dari karang batu clan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini
disebut terumbu karang.
Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok
Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini
bermacam-macam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan
ganggang.
4. Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang
diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan
subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh
manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah.
Contoh ekosistem buatan adalah :
a.
Bendungan
Suatu ekosistem buatan yang berupa bangunan penahan atau penimbun air
untuk berbagai keperluan, misalnya irigasi, pembangkit listrik.
b.
Hutan tanaman industri
Hutan yang sengaja ditanami dengan jenis tanaman industri. Jenis
tanaman yang umum ditanam adalah pinus, mahoni, rasamala, dammar,
dan jati.
c.
Agroekosistem
Suatu ekosistem buatan berupa ekosistem pertanian, misalnya sawah irigasi,
sawah tadah hujan, sawah surjan, sawah rawa, sawah pasang surut, perkebunan
(teh, kopi kelapa sawit, dan karet), kolam tambak, ladang, dan pekarangan.
B.
Komponen
Penyusun Ekosistem
Ekosistem tersusun atas komponen-komponennya, yaitu
komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik merupakan komponen penyusun
ekosistem yang terdiri dari makhluk hidup, contohnya tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme.
Komponen abiotik merupakan komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari semua
benda mati, contohnya air, tanah, cahaya, dan udara.
1.
Komponen Biotik
Komponen biotik
ekosistem adalah anggota dari ekosistem yang berupa makhluk hidup seperti :
- mikroorganisme -
jamur
-
protista -
tumbuhan
-
hewan - manusia
Berdasarkan fungsinya komponen biotik
dibedakan menjadi :
a.
Produsen, yaitu makluk hidup yang dapat menyusun senyawa organi sendiri dengan
menggunakan bahan senyawa organik yang berfungsi untuk menyediakan makanannya
sendiri, contohnya ganggang dan bakteri.
b.
Konsumen, yaitu makluk hidup yang memanfaatkan bahan organik dari makhluk hidup
lain sebagai sumber makanannya. Konsumen dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu
sebagai berikut.
Ø Konsumen tingkat pertama (konsumen
primer) merupakan konsumen yang memakan tumbuhan., hewan pemakan tumbuhan
(herbivor), seperti zooplankton, ulat, belalang, tikus, sapi, kerbau, kambing,
dan kuda.
Ø Konsumen tingkat kedua (konsumen
sekunder) merupakan konsumen yang memakan konsumen tingkat pertama, misalnya,
burung pemakan ulat dan ular pemakan tikus. Biasanya adalah hewan pemakan
daging (karnivora).
Ø Konsumen tingkat ketiga (konsumen
tersier) merupakan konsumen yang memakan konsumen tingkat kedua, misalnya, burung
elang pemakan ular atau burung alap-alap pemakan burung pemakan ulat.
Ø Konsumen tingkat keempat (konsumen
puncak) merupakan konsumen yang memakan konsumen tingkat ketiga. Manusia
sebagai pemakan tumbuhan dan daging (omnivora) berada pada tingkatan konsumen.
c.
Decomposer, yaitu makluk hidup yang bertugas mengubah partikel-partikel organik
menjadi partikel anorganik. Contohnya jamur dan bakteri.
2. Komponen Abiotik
Komponen Abiotik adalah komponen ekosistem yang berupa benda-benda tidak
hidup . abiotik adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau
substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
Berikut merupakan komponen abiotik :
-
Tanah - Suhu - Topografi
-
Air dan garam mineral - Kelembaban
-
Oksigen -
pH
-
Cahaya - Iklim
C. Interaksi yang
Terjadi
Dalam
Ekosistem
1.
Interaksi Antar Organisme
Semua
makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu
akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik
individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain
Interaksi
antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut :
a.
Simbiosis
Simbiosis
adalah bentuk interaksi yang erat antara dua individu/spesies yang berbeda
jenis. Mahluk hidup yang bersimbiosis disebut simbion. Interaksi tersebut ada
yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Simbiosis dalam suatu ekosistem
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu simbiosismutualisme, simbiosis komensalisme,
dan simbiosis parasitisme
1). Simbiosis
Mutualisme
Simbiosis mutualisme adalah
hidup bersama antara dua makhluk hidup yang keduanya saling diuntungkan, contoh
:
Ø tanaman
kacang-kacangan (leguminosae) dan bakteri Rhizobium.
Ø kupu-kupu
dengan bunga.
Ø ganggang
(alga) dengan jamur (fungi) membentuk lumut kerak (lichenes).
Ø badak dengan
burung jalak hitam.
2). Simbiosis Komensalisme
Simbiosis komensalisme adalah hidup bersama antara dua makhluk hidup
berlainan jenis, salah satu makhluk hidup diuntungkan dan makhluk hidup yang
lain tidak dirugikan.
Contoh simbiosis komensalisme :
Ø
anggrek dan pohon yang ditumpanginya
Ø ikan hiu dan
ikan remora
Ø karang yang
menempel pada tubuh ikan paus
Ø tanduk rusa
dengan pohon lain
3).Simbiosis
Parasitisme
Simbiosis parasitisme adalah hidup bersama antara dua makhluk hidup berbeda
jenis, tetapi satu makhluk hidup diuntungkan (parasit) dan satu makhluk hidup
dirugikan (inang). Makhluk hidup yang diuntungkan biasa disebut parasit dan
makhluk hidup yang dirugikan disebut inang.
Parasit
yang hidup di luar tubuh inang disebut dengan ektoparasit, sedangkan parasit
yang tumbuh di dalam tubuh inang disebut endoparasit.
Contoh
simbiosis parasitisne adalah sebagai berikut:
Ø plasmodium
dalam tubuh manusia
Ø tali putri
dengan tumbuhan inangnya
Ø taenia
saginata dalam tubuh sapi
Ø benalu
dengan pohon yang ditempelinya
Ø cacing perut
dalam usus manusia
Ø rafflessia
dengan tumbuhan inangnya
Ø nyamuk dan
kulit manusia
b.
Antibiosis
Antibiosis adalah interaksi antara makhluk hidup, salah satu
makhluk hidupnya mengeluarkan zat antibiotik yang dapat membahayakan makhluk
hidup yang lain. Contohnya, interaksi antara jamur Penicillium dengan
mikroorganisme lainnya. Jamur ini mengeluarkan racun yang dapat menghambat
atau mematikan makhluk hidup yang lainnya.
c. Predasi atau Predator
Predasi adalah hubungan antara pemangsa dan mangsanya.
Pemangsa dikenal dengan predator, dan yang dimangsa disebut prey. Hubungan ini
sangat erat karena tanpa mangsa, predator tidak dapat hidup. Sebaliknya,
predator juga berfungsi pengontrol populasi mangsa agar tidak terjadi ledakan
populasi. Dalam rantai makanan, predator menempati posisi sebagai konsumen
sekunder. Pemangsa ini untuk memenuhi kebutuhan makanan demi kelangsungan
hidupnya
2. Interaksi Antar Populasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi
interaksi secara langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya.Contoh
interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut.
a.
Alelopati
Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang
satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain.
Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain
karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme
istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.
Contoh,
jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
b. Kompetisi
Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi
terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan
apa yang diperlukan. Persaingan ini
biasanya disebabkan makhluk hidup tersebut mempunyai kesamaan bahan makanannya.
Contoh lainnya yaitu:
domba, sapi, kuda, zebra, dan rusa yang hidup di dalam ekosistem padang
rumput saling bersaing untuk mendapatkan rumput sebagai bahan makanannya.
3.
Interaksi Antar Komunitas (Antar komponen Biotik dan Abiotik)
Komunitas adalah
kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling
berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas
sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular,
dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton,
fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi
interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran
organisme hidup dari kedua komunitas tersebut.
Interaksi
antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga
aliran energi dan makanan.
Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat
mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya
keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini
tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem
untuk mencapai keseimbangan baru.
D. Siklus BIOGEOKIMIA / Aliran Energi Dalam Ekosistem
Siklus
biogeokimia atau siklus organikanorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia
yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen
abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga
melibatkan reaksi reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus
biogeokimia.
Siklus-siklus tersebut antara lain:
Siklus-siklus tersebut antara lain:
siklus air, siklus oksigen, siklus
karbon, siklus nitrogen, dan siklus sulfur.
1.
Siklus
a. Siklus Air
Dalam
siklus air terjadi empat tahap sebagai berikut:
1)
Evaporasi,
Proses penguapan zat cair menjadi gas.
2)
Traspirasi,
Pengeluaran air dari tumbuhan dalam bentuk uap.
3)
Kondensasi,
Proses perubahan gas menjadi cair.
4)
Presipitasi,
Proses jatuhnya kembali zat cair ke bumi
melalui hujan.
b.
Siklus Karbon dan Oksigen.
Karbon
dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis dan
menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan oleh manusia dan hewan untuk
berespirasi.
Hewan
dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan membentuk batubara di dalam
tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah
kadar C02 di udara.
Di
ekosistem air, pertukaran C02 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung.
Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai
menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang
memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain.
Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, COz yang mereka keluarkan menjadi
bikarbonat.
c.
Siklus Nitrogen (N2)
Beberapa
bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar Legum dan akar tumbuhan
lain, misalnya Marsiella crenata. Selain itu, terdapat bakteri dalam tanah yang
dapat mengikat nitrogen secara langsung, yakni Azotobacter sp. yang bersifat
aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena sp.
(ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen. Nitrogen yang diikat biasanya
dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati
oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu
Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap
oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah
menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke
udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
d.
Siklus Fosfor
Di
alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada
tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah).
Fosfat organik dari
hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi
fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut
akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak
terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan
membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini
kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus
menerus.
2.
Aliran Energi
Sumber energi bagi segala kehidupan adalah matahari. Hanya organisme
autotrof yang dapat menangkap dan memanfaatkan energi matahari tersebut melalui
proses fotosintesis. Organisme autotrof mengubah energi matahari tersebut
menjadi gula dan oksigen. Itulah sebabnya organisme autotrof disebut sebagai
produser, yang menyediakan energi bagi konsumer I. Selanjutnya energi tersebut
dimanfaatkan oleh konsumer II, konsumer III, konsumer IV, dan berakhir pada
pengurai. Dengan demikian terjadi aliran energi dari matahari ke
produser,konsumer, dan berakhir pada pengurai.
Tersedianya energi dalam bentuk zat makanan itu menimbulkan proses makan
dan dimakan. Proses makan dan dimakan itu dapat digambarkan dalam bentuk rantai
makanan dan jaring-jaring makanan. Selain energi dalam bentuk makanan, tubuh
organisme juga memerlukan air, oksigen dan mineral. Munculnya jaring-jaring
makanan diawali terjadinya proses perputaran zat dari tubuh organisme menuju
tanah dan reaksi-reaksi kimia.
Bagan aliran
energi:
Pada bagan aliran energi diatas,
energi memasuki ekosistem dari matahari dan meninggalkan ekosistem dalam bentuk
panas. Nutrien tidak pernah meninggalkan ekosistem, tetapi mengalir melalui
daur dalam ekosistem (daur biogeokimia).
Matahari adalah sumber energi. Salah satu sifat
penting dari energi adalah dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain
(transformasi energi). Makhluk hidup mampu melakukan transformasi energi.
Ditinjau dari jaraknya terhadap sumber energi matahari, produser menempati
jarak yang terpendek. Dengan demikian produser menempati tingkat trofik I.
Konsumer I atau konsumer primer (herbivor) menempati tingkat trofik II,
konsumer II atau konsumer sekunder (karnivor I) menempati tingkat trofik III, dan konsumer III atau konsumer tersier (karnivor II) menempati tingkat trofik IV. Semakin jauh jarak transfer energi dari matahari semakin kecil aliran energinya. Kondisi demikian menunjukkan bahwa konsumer III yang menempati tingkat trofik IV mendapatkan energi yang paling sedikit dibandingkan dengan konsumer lain yang menempati tingkat trofik III maupun tingkat trofik II. Hal ini mengakibatkan konsumer III berada pada posisi rawan punah .
konsumer II atau konsumer sekunder (karnivor I) menempati tingkat trofik III, dan konsumer III atau konsumer tersier (karnivor II) menempati tingkat trofik IV. Semakin jauh jarak transfer energi dari matahari semakin kecil aliran energinya. Kondisi demikian menunjukkan bahwa konsumer III yang menempati tingkat trofik IV mendapatkan energi yang paling sedikit dibandingkan dengan konsumer lain yang menempati tingkat trofik III maupun tingkat trofik II. Hal ini mengakibatkan konsumer III berada pada posisi rawan punah .
E.
Rantai
Makanan dan Jaring Makanan
1. Rantai Makanan
Pada rantai makanan terdapat tingkatan/urutan
organisme. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme
pertama yang mampu menghasilkan zat makanan (autotrof) adalah tumbuhan
maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen.
Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan
tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer
merupakan tingkat trofi ketiga, yang terdiri atas hewan-hewan karnivora dan seterusnya sampai organisme mati dan
diurai oleh dekomposer. Hasil rombakan dari dekomposer dapat dipergunakan
kembali oleh organisme autotrof.
Rantai makanan sendiri memiliki menurut para ilmuan dibagi menjadi tiga rantai
pokok, yaitu :
a.
Rantai
Pemangsa (Rantai Makanan Tipe Perumput)
Landasan
utama dari Rantai Pemangsa adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai
pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I,
dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen
ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai
konsumen ke-3.
Contohnya : Padi à Tikus à Ular
Sawah àElang
Keterangan:
Padi sebagai produsen ( trofik I ), tikus sebagai konsumen I ( trofik II ) dan ular sawah sebagai konsumen II ( trofik III ).
Padi sebagai produsen ( trofik I ), tikus sebagai konsumen I ( trofik II ) dan ular sawah sebagai konsumen II ( trofik III ).
b. Rantai Parasit (Rantai Makanan Tipe
Parasit)
Rantai
parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai
parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.
Contoh:
Tanaman Mangga à Benalu à Ulat à Burung Pemakan Ulat.
c.
Rantai
Saprofit (Rantai Makanan Tipe Detritus)
Rantai
saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan
bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu
dengan lainnya sehingga membentuk jaring-jaring makanan. Contohnya:
Hancuran Daun ( seresah ) à Cacing Tanah à Ayam à Musang.
2.
Jaring -
Jaring Makanan
Dalam ekosistem rantai makanan–rantai makanan itu
saling berkaitan. Kebanyakan sejenis hewan memakan beragam, dan makhluk
tersebut pada gilirannya juga menyediakan makanan untuk berbagai makhluk yang
memakannya, maka terjadi yang dinamakan jaring – jaring makanan (food web). Jaring- jaring makanan
merupakan rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain
sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan
terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan atau dimakan oleh
satu jenis makhluk hidup lainnya.
Menurut Prawirohartono (2004: 126), dalam ekosistem
terdapat banyak rantai makanan yang saling bertautan sehingga membentuk suatu
jaring-jaring makanan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa jaring-jaring makanan
adalah sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungaan.
Menurut Kurniawan dkk, jaring-jaring makanan adalah bentukan dari banyak
rantai makanan yang saling berhubungan (2008: 226). Ekosistem yang terdiri atas
banyak rantai makanan akan membentuk jaring-jaring makanan.
Berdasarkan beberapa penjelasan dan
pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa jaring-jaring makanan adalah
kumpulan antara berbagai rantai makanan yang saling berhubungan dalam suatu
ekosistem.
Contoh jaring makanan
Pada gambar terlihat bahwa semua aktivitas makan
memakan diakhiri oleh pengurai. Hal ini menunjukkan peran bakteri pengurai
dalam ekosistem sangatlah penting yang berfungsi menguraikan dan menghancurkan
zat penyusun tubuh menjadi hara yang selanjutnya zat hara ini kembali ke tanah.
Dengan demikian pengurai merupakan penghubung antara konsumen dan produsen.
Dengan adanya pengurai, akan menjamin ketersediaan zat hara sehingga kebutuhan
tumbuhan akan zat hara tetap terpenuhi.
Apabila
tumbuhan hidup subur, berarti tumbuhan tersebut menjamin ketersediaan makanan
bagi herbivora. Meningkatnya herbivora menjamin ketersediaan makanan bagi
karnivora. Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa antara komponen dalam
ekosistem yang satu dengan lainnya senantiasa berinteraksi dan terjadi
kesalingtergantungan
F.
Piramida Ekologi
Piramida ekologi merupakan piramida abstrakyang
menggambarkan komposisi komponen biotik penyusun suatu ekosistem. Piramida
ekologi memberikan gambaran kasar tentang pengaruh hubungan rantai makanan bagi
kelompok ekologi secara menyeluruh. Struktur trofik pada ekosistem dapat
disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Ada 3 jenis piramida ekologi, yaitu
piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi.
1. Piramida Jumlah
Organisme
dalam tiap tingkat trofik dapat disajikan dalam piramida jumlah, seperti kita
lihat pada Gambar
Organisme di tingkat trofik pertama biasanya paling melimpah, sedangkan organisme di tingkat trofik kedua, ketiga, dan selanjutnya makin berkurang. Dapat dikatakan bahwa pada kebanyakan komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu lebih banyak daripada organisme herbivor. Demikian pula jumlah herbivor selalu lebih banyak daripada jumlah karnivor tingkat I. Karnivor tingkat I juga selalu lebih banyak daripada karnivor tingkat II. Piramida jumlah ini di dasarkan atas jumlah organisme di tiap tingkat trofik.
2.
Piramida
Biomassa
Seringkali piramida jumlah yang sederhana kurang
membantu dalam memperagakan aliran energi dalam ekosistem. Peng gambaran yang
lebih realistik dapat disajikan dengan piramida biomassa. Biomczssa adalah
ukuran berat materi hidup di waktu tertentu. Untuk mengukur biomassa di tiap
tingkat trofik maka rata-rata berat organisme di tiap tingkat harus diukur,
kemudian barulah jumlah organisme di tiap tingkat diperkirakan. Lihat Gambar
Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massa seluruh organisme di habitat tertentu, dan diukur dalam gram.
Untuk menghindari
kerusakan habitat maka biasanya hanya diambil sedikit sampel dan diukur,
kemudian total seluruh biomassa dihitung. Dengan pengukuran seperti ini akan
didapat informasi yang lebih akurat tentang apa yang terjadi pada ekosistem.
3.
Piramida Energi
Seringkali
piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang kita butuhkan. Piramida
energi mampu memberikan gambaran paling akurat tentang aliran energi dalam
ekosistem.
Pada piramida energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut yang tersedia di tiap tingkat trofik. Berkurangnya energi yang terjadi di setiap trofik terjadi karena hal hal berikut.
1.
Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan
dimakan oleh tingkat trofik selanjutnya.
2.
Beberapa makanan yang dimakan tidak bisa dicernakan
dan dikeluarkan sebagai sampah.
3.
Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian
dari tubuh organisme, sedangkan sisanya digunakan sebagai sumber energi.
G.
Keseimbangan Lingkungan
Lingkungan
juga memiliki kemampuan untuk mengembalikan kondisi lingkungan ke keadaan
seimbang ketika lingkungan mendapat gangguan atau kerusakan sampai batas
tertentu yang disebut daya lenting lingkungan. Keseimbangan lingkunganberarti
kemampuan lingkungan untuk mengatasi tekanan dari alam maupun aktivitas
manusia, serta kemampuan lingkungan dalam menjaga kestabilan kehidupan di
dalamnya. Keseimbangan lingkungan dapat tercapai ketika interaksi antara
organisme dengan factor lingkungan dan interaksi antar komponen dalam suatu
lingkungan dapat berjalan dengan proporsional.
Interaksi
Antar Komponen Ekosistem dalam Menjaga Keseimbangan Lingkungan. Aktivitas
dan interaksi antar komponen ekosistem memungkinkan proses kehidupan terus
berlangsung dan berkesinambngan. Interaksi antar komponen biotic dalam menjaga
keseimbnganlingkungan dapat dilihat pada peristiwa rantai makanan dan
jarring-jaring makanan. Pada rantai dan jarring makanan hubungan materi dan
energi akan mengikat organisme yang satu dengan yang lainnya dalam suatu system
yang teratur dan terarah. Adanya interaksi saling membutuhkan antar komponen
biotic di rantai makanan dan jaring-jaring makanan , menyebabkan tidak akan ada
satu pun satu pun komponen biotic yang populasinya akan bertambah terlalu cepat
atau menurun drastic. Keseimbangan lingkungan juga tercipta bila interaksi
antara komponen biotic dengan komponen abiotik berjalan dengan sesuai dan
berkesinambungan. Faktor lingkungan seperti suhu, air, intensitas cahaya,
kelembaban , dan salinitas dapat menjadi factor penentu persebaran organisme di
muka bumi. Apabila factor-faktor lingkunganmengalami fluktuasi dengan drastic,
populasi organisme yang ada pada lingkungan akan tersebut pun akan terpengaruh.
Perubahan kodisi lingkungan abiotik dapat mengancam keseimbangan lingkungan.
1.
Suksesi
Gangguan lingkungan dapat berasal dari alam atau campur tangan manusia. Gangguan alam seperti kebakaran, gempa, badai tornado, dan letusan gunung berapi dapat menghancurkan komunitas biologis. Setelah ada gangguan alam akan memulihkan dirinya sendiri, organisme yang bertahan hidup akan melewati bencana akan mengkolonisasi area bencana. Pada proses pemulihan, struktur komunitas akan mengalami perubahan yang disebut suksesi. Suksesi adalah proses perubahan komposisi species dalam suatu komunitas biologi akibat adanya gangguan dari komunitas tersebut.Suksesi ada dua macam yaitu primer dan sekunder.
Gangguan lingkungan dapat berasal dari alam atau campur tangan manusia. Gangguan alam seperti kebakaran, gempa, badai tornado, dan letusan gunung berapi dapat menghancurkan komunitas biologis. Setelah ada gangguan alam akan memulihkan dirinya sendiri, organisme yang bertahan hidup akan melewati bencana akan mengkolonisasi area bencana. Pada proses pemulihan, struktur komunitas akan mengalami perubahan yang disebut suksesi. Suksesi adalah proses perubahan komposisi species dalam suatu komunitas biologi akibat adanya gangguan dari komunitas tersebut.Suksesi ada dua macam yaitu primer dan sekunder.
a.
Suksesi Primer
Perubahan
komposisi komunitas yang terjadi pada suatu kawasan yang pada mulanya hamper
tidak ada kehidupan. Bisanya terjadi pada pulau vulkanis baru, atau pada
lapisan glasies atau lapisan es. Biasanya diawali dengan tumbuhnay tanaman
pioneer atau perintis seperti lumut kerak / Lichenes
b.
Suksesi sekunder
Terjadi pada
area yang mulanya ada kehidupan tetapi kemudian mengalami gangguan yang
menyebabkan hilangnya komunitas yang ada di area tersebut dan hanya
meninggalkan tanah yang tetap utuh. Contoh area penebangan hutan, area pasang
naik dan pasang surut.
Suksesi
diakhiri dengan adanya komunitas klimaks yang bersifat stabil dan memiliki
tingkat keseimbangn lingkungan yang tinggi. Komunitas klimaks biasanya
didominasi oleh organisme yang memiliki umur panjang seperti pohon-pohon yang
berumur panjang.
Contoh
diagram suksesi primer
Gunung
meletus ——->Lava—->Lichenes/lumutkerak —->Lumut –>
Tanamanpaku—–>Rumput—->Perdu——>Pohon/komunitas klimaks
Contoh
diagram suksesi sekunder
Penebanganhutan
——->rumput ——–>perdu ——>pohon/ komunitas klimaks
2.
Dampak
Eksploitasi
Meningkatnya jumlah populasi manusia
juga meningkatkan ancaman bagi lingkungan. Sikap manusia yang cenderung merusak
lingkungan memberikan dampak negative terhadap ekosistem. Eksploitasi di luar
batas oleh manusia memberikan dampak yang cukup besar bagikerusakan
lingkungan.Beberapa dampak negative akan diuraikan berikut ini .
a.
Fragmentasi dan Degradasi Habitat
Fragmentasi
terjadi pada hutan yang ditebang/dirambah, pembangunan jalan yang melintasi
hutan, pembangunan berbagai sarana di pinggir jalan yang meleintasi hutan
menyebabkan perubahan struktur komunitas hutan, kematian pohon, kebisingan,
polusi, serta pengurangn lahn untuk habitat organisme asli.
b.
Terganggunya Aliran energi di dalam Ekosistem
Ekosistem
buatan yang sengaja diubah oleh manusia menjadi ekosistem buatan menyebabkan
terganggunya aliran energi . Penebangan hutan dan digantikannya dengan
lading/sawah membuat ekosistem menjadi sederhana. Terjadi perubahan komposisi
dan keanekaragaman produsen, konsumen, detritivora, dn decomposer.
c.
Resistensi Beberapa Species Merugikan
Penggunaan pestisida dan antibiotic yang
tidak sesuai takaran/dosis tidak dapat memberantas hama atau pun kumanyan
bersifat pathogen. Organisme pengganggu yang tidak mati secara sempurna oleh
pestisida atau pun antibiotic ini menjadi kebal oleh pestisida dan antibiotic,
Kekebalan ini diturunkan pada generasi berikutnya sehingga akan lebih sulit
memberantas hama dan menyembuhkan penyakit yang disebabkan species yang telah
resisten.
d.
Hilangnya Species Penting di dalam Ekosistem
Setiap
organisme dalam ekosistem memiliki peran sesuai jabatannya/ nicianya. Hilangnya
species tertentu dapat mengubah struktur rantai makanan dan jarring-jaring
makanan sehingga menjadi semakin sederhana. Menurunnya populas species tertentu
akan mempengaruhi jumlah populasi lain yang terangkai dalam rantai makanan.
e.
Introduksi Species Asing
Introduksi/masuknya species asing
dari satu ekosistem ke ekosistem yang lain biasanya bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan manusia. Introduksi species asing selain
meningkatkan kesejahteraan manusia kadang juga merugikan karena saat masuk ke
suatu wilayah tidak disertai predator alaminya sehingga sulit mengendalikan
ledakan populasinya. Contohnya ledakan eceng gondok dan keong mas yang bersifat
mengganggu Kedua species itu bukan asli Indonesia.
f.
Berkurangnya Sumber Daya Alam Terbaharui
Sumber daya
alam yang berasal dari makhluk hidup digolongkan sebagai sumber daya alam yang
dapat diperbaharui. Eksploitasi yang berlebihan dapat menyebabkan menurunnya
jumlah organisme tersebut maupun mutunya. Contohnya adalah penebangan liar
untuk mendapatkan kayu ataupu perburuan liar untuk mendapatkan gading, kulit,
tanduk dan sebagainya.
g.
Terganggunya Daur Materi di dalam Ekosistem
Seiring
dengan peningkatan jumlah penduduk, aktivitasnya pun juga meningkat. Hal ini
berakibat terhadap daur biogeokimia. Contohnya adalah pembakaran oleh manusia,
aktivitas penggunaan bahan baker yang berlebihan menghasilkan gas CO2 dalam
jumlah besar sehingga terjadilah pemanasan global.
- Eksploitasi Berlebihan Pada Ekosistem Darat dan Akuatik
a. Ekosistem
Darat
Ekosistem
darat meliputi semua bioma darat seperti hutan, padang rumput, taiga, tundra,
gurun dan sebagainya. Dari semua bioma darat yang paling banyak dimanfaatkan
dan dieksploitasi besar-besaran adalah hutan.
Eksploitasi
hutan yang berlebihan / over eksploitasi akan berakibat :
1)
Menurunnya
atau bahkan hilangnya species-species tertentu
2)
Berkurangnya oksigen dan peningkatan jumlah karbondioksida yang berakibat pemanasan global
(berubahnya iklim global)
3)
Terjadinya banjir, tanah longsor karena hilangya
resapan yang mengganggu daur hidrologi
4)
Hilangnya tempat tinggal, tempat berlindung, dan
tempat segala aktivitas hewan yang tinggal di dalamnya.
b.
Ekosistem Akuatik
Ekosistem
aquatic pun tidak bebas dari aktivitas manusia untuk mengeksploitasi seperti :
1)
pengambilan ikan untuk konsumsi/ ikan hias
2)
pengambilan terumbu karang
3)
pembukaan daerah wisata
Eksploitasi
ekosistem akuatik yang berlebihan/ overeksploitasi dapat berakibat :
1)
Menurun/
hilangnya species ikan atau hewan laut yang lain
2)
hilangnya habitat hewan air akibat hilangnya terumbu
karang
3)
polusi, kerusakan ekosistem karena kegiatan pariwisata
yang tidak dikelola dengan baik.
- Upaya Menjaga Keseimbangan Lingkungan
Lingkungan
yang dieksploitasi secara berlebihan dapat berakibat menurunnya kualitas
linkungan. Perlu dilakukan upaya untuk menjaga keseimbangan lingkungan
diantaranya adalah :
a.
Penghematan
penggunaan kertas, tissue, dan semua hal yang diproduksi dari bahan baku dari
hutan
b.
Penghematan menggunaan bahan kimia yang dapat merusak
lingkungan
c.
Penghematan
penggunaan bahan bakar
d.
Menghentikan jual beli berbagai spesies hewan dan
tumbuhan langka
e.
Tidak membakar hutan
f.
Penerapan system bercocok tanam yang memperhatikan
lingkungan
g.
Pengendalaian hama secara alami (metode biological
control) dengan predator alami
h.
Penggunaan pestisida dan antibiotic sesuai takaran
i.
Pembangunan berwawasan lingkungan
j.
Pengawasan produk impor untuk mencegah masuknya
species asing yang merugikan
k.
Penegakan hukum yang tegas bagi perusak lingkungan
l.
Reboisasi, tebang pilih dan menghindari illegal
loging/penebangan liar
m.
Mencegah perburuan hewan dan penangkapan ikan secara
liar
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
:
Ekosistem terdiri dari ekosistem alami
dan buatan,, secara garis besar ekosistem alam dibedakan menjadi dua, darat dan
perairan. Ekosistem tersusun dari beberapa komponen Biotik dan abiotik, Biotik
merupakan komponen makluk hidup dan sedangkan biotic komponen penyusun
ekosistem yang terdiri dari benda mati. Semua makluk akan bergantung pada
makluk lainya, hal ini menyebabkan interaksi antar maluk hidup di Ekosistem.
Dalam
interaksi antar komponen Ekosistem mengakibatkan :
ü
Hubungan Makan
ü
Hubungan Simbiosis
ü
Hubungan Kompetisi
Dalam ekosistem pastilah ada
yang namanya Energi. Energi ini bermula dari matahari yang diolah ole autotroft
dan disalurkan ke konsumen dank e konsumen berikutnya hingga smpai pada
pengurai. Hal ini termasuk terjadinya
siklus. Siklus terjadi pada biotic dan abiotik yang mengakibatkan Ekosistem
akan tetap berlanjut.
Siklus yang terjadi pada Abiotik dapat dicontohkan dengan adanya
siklus :
ü Siklus Air
ü
Siklus Karbon dan Oksigen
ü Siklus
Nitrogen (N2)
ü Siklus
Fosfor
Siklus yang terjadi pada Biotic dapat dicontohkan
dengan adanya Rantai makanan. Inilah
komponen yang sangat penting untuk kehidupan. Karena pada dasarnya Pada rantai makanan terdapat tingkatan/urutan organisme. Tiap tingkat dari
rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama
yang mampu menghasilkan zat makanan (autotrof) adalah tumbuhan maka
tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat
selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan
yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, yang
terdiri atas hewan-hewan karnivora dan seterusnya sampai organisme mati dan diurai oleh dekomposer. Hasil
rombakan dari dekomposer dapat dipergunakan kembali oleh organisme autotrof. Dari beberapa rantai makanan yang
saling berhubungan dalam ekosistem akan membentuk suatu jaring-jaring makanan.
Keseimbangan lingkungan akan sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan Ekosistem. Jadi upaya – upaya pencegahan Ekploitasi harus
dilakukan.
B.
Saran
:
Setelah mengetahui apakah itu
ekosistem, alangkah baiknya kita mengetahui lebih lanjut tentang pendalaman
ekosistem itu sendiri. Dalam belajar tentang ekosistem jangan lewatkan yaitu
mengenai prinsip-prinsip ekologi, komponen ekosistem, keseimbangan ekosistem
guna untuk menyempurnakan pengetahuan kita mengenai ekosistem.
Demikian makalah sederhana ini saya
susun, saya mengucapkan terimakasi kepada pembaca yang telah membaca makalah
ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semuanya dan menjadikan kita lebih bisa
mencintai dan menjaga alam kita ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar