Kamis, 02 Oktober 2014

Makalah AMDAL




Berikut ini adalah makalah mengenai analisis dampak lingkungan,,,, oke,, selamat belajar...........




KATA PENGANTAR


Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh

Puji Syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga saya dapat membuat makalah EKOSISTEM ini.
Adapun penyusunan makalah ini didasarkan dengan data-data yang diperoleh dari berbagai sumber, baik dari internet, buku-buku pedoman, serta data-data dan keterangan dari Bapak/Ibu Guru yang telah memberikan bimbangan. Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, terutama Bapak/Ibu Guru yang mengajar kelas XII Teknik Elektronika Industri. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bimbingannya selama ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi bahasa, cara penulisan , maupun dari segi kata-kata yang digunakan. Karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangan saya perlukan demi kesempurnaan pembuatan makalah berikutnya. Demikian kata pengantar ini saya buat, semoga dapat bermanfaat terutama pada diri saya pribadi dan anda semuanya.

Wssalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh




                                                                                    Wates, 21 November 2013


                                                                                                                                                          Penyusun


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL            …………………………………………………....    i               
KATA PENGANTAR………………………………………………….    ii         
DAFTAR ISI ……………………………………………………………    iii                                                                                                        
BAB I  PENDAHULUAN………………………………………………   1         
A.    Latar Belakang……………………………………………....     1         
B.     Rumusan Masalah……………………………………………    2         
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………..    3         
A.    Macam Macam Ekosistem…………………………………..     3         
B.     Komponen Penyusun Ekosistem …………………………….   9
C.     Interaksi yang Terjadi dalam Ekosistem  ..............................      11
D.    Siklus BIOGEOKIMIA/Aliran Energi Dalam Ekosistem..... 15
E.     Rantai Makanan dan Jaring Makanan.................................         19       
F.      Paramida Ekologi …………………………………………….   21       
G.    Keseimbangan Lingkungan………………………………….    24       
BAB III PENUTUP……………………………………………………..    31       
A.    Kesimpula……………………………………………………    31
B.     Saran-saran………………………………………………….      32       
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..    33       


 


BAB I
                                                                   PENDAHULUAN        

A.      Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk hidup selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Adanya interaksi antara manusia dan lingkungannya, mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan ekologi seperti kerusakan tanah, pencemaran lingkungan, dan sebagainya. Keadaan ini makin diperbesar dengan adanya penggalian dan pemanfataan sumber-sumber alam untuk menunjang kehidupan manusia akibat pertumbuhan penduduk yang cepat.
Manusia mendapatkan unsur-unsur yang diperlukan dalam hidupnya dari lingkungan. Makin tinggi kebudayaan manusia, makin beraneka ragam kebutuhan hidupnya. Makin besar jumlah kebutuhan hidupnya yang diambil dari lingkungan, maka berarti makin besar perhatian manusia terhadap lingkungan.
Perhatian dan pengaruh manusia hidup terhadap lingkungan makin meningkat pada zaman teknologi maju. Masa ini manusia mengubah lingkungan hidup alami menjadi lingkungan hidup binaan. Eksplotasi sumber daya alam makin meningkat untuk memenuhi bahan dasar industri. Sebaliknya hasil sampingan dari industri berupa asap dan limbah mulai menurunkan kualitas lingkungan hidup. Berdasarkan sifatnya, kebutuhan hidup manusia dapat dilihat dan dibagi menjadi 2, yaitu kebutuhan hidup materil, dan kebutuhan hidup nonmateril. Kebutuhan hidup materil , antara lain adalah air, udara, sandang, pangan, papan, transportasi, serta perlengkapan fisik lainnya. Dan kebutuhan nonmateril adalah rasa aman, kasih sayang, pengakuan atas eksistensinya, dan sistem nilai dalam masyarakat.
Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang memiliki daya pikir dan daya nalar tertinggi dibandingkan makhluk lainnya. Disini jelas terlihat bahwa manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang aktif. Hal ini disebabkan manusia dapat secara aktif mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan apa yang dikehendaki. Namun demikian, kegiatan manusia ini dapat menimbulkan bermacam-macam gejala. Secara sekilas penulis gambarkan bahwa masalah lingkungan bukanlah masalah yang mudah, namun merupakan masalah yang sangat global.

B.      Rumusan  masalah

1. Sebutkan macam-macam ekosistem?
2. Sebutkan Komponen Ekosistem?
3. Bagaimana dan jelaskan interaksi yang terjadi dalam ekosistem ?
4. Jelaskan apa itu siklus biogeokimia atau nergi dalam Ekosistem?
5. Apa itu rantai makanan dan jaring-jaring makanan?
6. Apa itu piramida ekologi?
7. Apa yang akan kita lakukan dengan keseimbangan lingkungan?       















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Macam - Macam Ekosistem
Di bumi ada bermacam-macam ekosistem, yaitu ekosistem alam dan buatan. Secara garis besar ekosistem alam dibedakan men­jadi ekosistem darat dan ekosistem perairan.

1.      Ekosistem Darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Ber­dasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat yaitu sebagai berikut :

a.       Gurun
Gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan Asia Barat.
 Ciri-ciri:
Ø   Curah hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun
Ø   Kecepatan penguapan air lebih cepat dari presipitasi
Ø   Kelembaban udara sangat rendah
Ø   Perbedaan suhu siang hari dengan malam hari sangat tinggi

b.      Padang Rumput
Padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, Australia.
Ciri-ciri:
Ø  Curah hujan antara 25 - 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah hujannya dapat mencapai 100 cm/tahun.
Ø  Curah hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur.
Ø  Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.

c.       Hutan Hujan Tropik
Hutan tropis memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan yang paling tinggi. Meliputi daerah aliran sungai Amazone-Orinaco, Amerika Tengah, sebagian besar daerah Asia Tenggara dan Papua Nugini, dan lembah Kongo di Afrika.
Ciri-ciri:
Ø  Curah hujannya tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu antara 200 - 225 cm/tahun.
Ø  Matahari bersinar sepanjang tahun.
Ø  Dari bulan satu ke bulan yang lain perubahan suhunya relatif kecil.
Ø  Di bawah kanopi atau tudung pohon, gelap sepanjang hari, sehingga tidak ada perubahan suhu antara siang dan malam hari.

d.      Hutan Gugur (Deciduous Forest)
Ciri khas hutan gugur adalah tumbuhannya sewaktu musim dingin, daun-daunnya meranggas. Bioma ini dapat dijumpai di Amerika Serikat, Eropa Barat, Asia Timur, dan Chili.
Ciri-ciri:
Ø  Curah hujan merata sepanjang tahun, 75 - 100 cm/tahun.
Ø  Mempunyai 4 musim: musim panas, musim dingin, musim gugur dan musim semi.
Ø  Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma Hutan  tropis.
e.       Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi se­belah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.

f.       Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi.
Pertumbuhan tumbuhan di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, lumut kerak, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
Hewan yang hidup di daerah ini : Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya karibou, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.
  
2.      Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca.
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosis­tem air tenang adalah danau dan rawa, terma­suk ekosistem air mengalir adalah sungai.

a.       Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luas.
Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi.
Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.
Ø  Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal.
Ø  Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari.
Ø  Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau.
Ø  Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati.

b.      Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan ter­bawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tumbuhan berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.
Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh pipih dorso­ventral dan dapat melekat pada batu.

3.      Ekosistem air laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang
a.       Laut
1)    Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut.
Ø  Litoral : daerah yang ber­batasan dengan darat.
Ø  Neritik : daerah yang masih dapat ditembus cahaya mata­hari sampai bagian dasar, dalamnya ± 300 meter.
Ø  Batial : daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2.500 meter.
Ø  Abisal : daerah yang lebih jauh clan lebih dalam dari pantai (1.500-10.000 m).
2)    Menurut wilayah permukaannya secara horizontal,
berturut-turut dari tepi laut, laut dibedakan sebagai berikut.
Ø  Epipelagik  : daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m.
Ø  Mesopelagik : daerah di bawah epipelagik dengan kedalam­an 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
Ø  Batiopelagik : daerah jereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
Ø  Abisalpelagik : daerah dengan kedalaman mencapai 4.000 m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada.
Ø  Hadal pelagik  :merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m.

b.      Ekosistem pantai
Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pantai dibedakan sebagai berikut.
Ø  Formasi pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canavalia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaevola fruescens (babakoan).
Ø  Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baring­tonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thes­pesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina. Bila tanah di daerah pasang surut ber­lumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen.
Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang.

c.       Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat ber­satunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.
Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut airnya. Nutrien dari sungai memperkaya daerah estuari.Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, gang­gang, dan fitoplankton.

d.      Terumbu karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas khusus yang terdiri dari karang batu clan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang.
Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacam-macam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang.

4.      Ekosistem Buatan

Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah.
Contoh ekosistem buatan adalah :
a.       Bendungan
Suatu ekosistem buatan yang berupa bangunan penahan atau penimbun air untuk berbagai keperluan, misalnya irigasi, pembangkit listrik.
b.      Hutan tanaman industri
Hutan yang sengaja ditanami dengan jenis tanaman industri. Jenis tanaman yang umum ditanam adalah pinus, mahoni, rasamala,  dammar, dan jati.
c.       Agroekosistem
Suatu ekosistem buatan berupa ekosistem pertanian, misalnya sawah irigasi, sawah tadah hujan, sawah surjan, sawah rawa, sawah pasang surut, perkebunan (teh, kopi kelapa sawit, dan karet), kolam tambak, ladang, dan pekarangan.

B.       Komponen Penyusun Ekosistem
Ekosistem tersusun atas komponen-komponennya, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik merupakan komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari makhluk hidup, contohnya tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Komponen abiotik merupakan komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari semua benda mati, contohnya air, tanah, cahaya, dan udara.
1.                                                          Komponen Biotik
Komponen biotik ekosistem adalah anggota dari ekosistem yang berupa makhluk hidup seperti :
-  mikroorganisme      -  jamur
-  protista                   - tumbuhan
-  hewan                     - manusia
Berdasarkan fungsinya komponen biotik dibedakan menjadi :
a.       Produsen, yaitu makluk hidup yang dapat menyusun senyawa organi sendiri dengan menggunakan bahan senyawa organik yang berfungsi untuk menyediakan makanannya sendiri, contohnya ganggang dan bakteri.
b.      Konsumen, yaitu makluk hidup yang memanfaatkan bahan organik dari makhluk hidup lain sebagai sumber makanannya. Konsumen dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu sebagai berikut.
Ø  Konsumen tingkat pertama (konsumen primer) merupakan konsumen yang memakan tumbuhan., hewan pemakan tumbuhan (herbivor), seperti zooplankton, ulat, belalang, tikus, sapi, kerbau, kambing, dan kuda.  
Ø  Konsumen tingkat kedua (konsumen sekunder) merupakan konsumen yang memakan konsumen tingkat pertama, misalnya, burung pemakan ulat dan ular pemakan tikus. Biasanya adalah hewan pemakan daging (karnivora).  
Ø  Konsumen tingkat ketiga (konsumen tersier) merupakan konsumen yang memakan konsumen tingkat kedua, misalnya, burung elang pemakan ular atau burung alap-alap pemakan burung pemakan ulat. 
Ø  Konsumen tingkat keempat (konsumen puncak) merupakan konsumen yang memakan konsumen tingkat ketiga. Manusia sebagai pemakan tumbuhan dan daging (omnivora) berada pada tingkatan konsumen.  
c.       Decomposer, yaitu makluk hidup yang bertugas mengubah partikel-partikel organik menjadi partikel anorganik. Contohnya jamur dan bakteri.
2.    Komponen Abiotik
Komponen Abiotik adalah komponen ekosistem yang berupa benda-benda tidak hidup . abiotik adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
Berikut merupakan komponen abiotik :
-           Tanah                              - Suhu              -  Topografi
-           Air dan garam mineral    - Kelembaban
-          Oksigen                           - pH
-          Cahaya                             - Iklim

C.    Interaksi yang Terjadi Dalam Ekosistem

1.      Interaksi Antar Organisme
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain
Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut :
a.    Simbiosis
Simbiosis adalah bentuk interaksi yang erat antara dua individu/spesies yang berbeda jenis. Mahluk hidup yang bersimbiosis disebut simbion. Interaksi tersebut ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Simbiosis dalam suatu ekosistem dikelompokkan menjadi tiga, yaitu simbiosismutualisme, simbiosis komensalisme, dan simbiosis parasitisme
1). Simbiosis Mutualisme
Simbiosis mutualisme adalah hidup bersama antara dua makhluk hidup yang keduanya saling diuntungkan, contoh :
Ø  tanaman kacang-kacangan (leguminosae) dan bakteri Rhizobium.
Ø  kupu-kupu dengan bunga.
Ø  ganggang (alga) dengan jamur (fungi) membentuk lumut kerak (lichenes).
Ø  badak dengan burung jalak hitam.
2). Simbiosis Komensalisme
Simbiosis komensalisme adalah hidup bersama antara dua makhluk hidup berlainan jenis, salah satu makhluk hidup diuntungkan dan makhluk hidup yang lain tidak dirugikan.
Contoh simbiosis komensalisme :
Ø  anggrek dan pohon yang ditumpanginya
Ø  ikan hiu dan ikan remora
Ø  karang yang menempel pada tubuh ikan paus
Ø  tanduk rusa dengan pohon lain
3).Simbiosis Parasitisme
Simbiosis parasitisme adalah hidup bersama antara dua makhluk hidup berbeda jenis, tetapi satu makhluk hidup diuntungkan (parasit) dan satu makhluk hidup dirugikan (inang). Makhluk hidup yang diuntungkan biasa disebut parasit dan makhluk hidup yang dirugikan disebut inang.
Parasit yang hidup di luar tubuh inang disebut dengan ektoparasit, sedangkan parasit yang tumbuh di dalam tubuh inang disebut endoparasit.
Contoh simbiosis parasitisne adalah sebagai berikut:
Ø  plasmodium dalam tubuh manusia
Ø  tali putri dengan tumbuhan inangnya
Ø  taenia saginata dalam tubuh sapi
Ø  benalu dengan pohon yang ditempelinya
Ø  cacing perut dalam usus manusia
Ø  rafflessia dengan tumbuhan inangnya
Ø  nyamuk dan kulit manusia

b.    Antibiosis
Antibiosis adalah interaksi antara makhluk hidup, salah satu makhluk hidupnya mengeluarkan zat antibiotik yang dapat membahayakan makhluk hidup yang lain. Contohnya, interaksi antara jamur Penicillium dengan mikroorganisme lainnya. Jamur ini mengeluarkan racun yang dapat menghambat atau mematikan makhluk hidup yang lainnya. 

c.    Predasi atau Predator
Predasi adalah hubungan antara pemangsa dan mangsanya. Pemangsa dikenal dengan predator, dan yang dimangsa disebut prey. Hubungan ini sangat erat karena tanpa mangsa, predator tidak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi pengontrol populasi mangsa agar tidak terjadi ledakan populasi. Dalam rantai makanan, predator menempati posisi sebagai konsumen sekunder. Pemangsa ini untuk memenuhi kebutuhan makanan demi kelangsungan hidupnya

2.      Interaksi Antar Populasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya.Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut.

a.       Alelopati
Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.
Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.

b.    Kompetisi
Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Persaingan ini biasanya disebabkan makhluk hidup tersebut mempunyai kesamaan bahan makanannya.
Contoh lainnya yaitu:
domba, sapi, kuda, zebra, dan rusa yang hidup di dalam ekosistem padang rumput saling bersaing untuk mendapatkan rumput sebagai bahan makanannya.

3.      Interaksi Antar Komunitas (Antar komponen Biotik dan Abiotik)
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut.
Interaksi antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan.
Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.

D.    Siklus BIOGEOKIMIA / Aliran Energi Dalam Ekosistem
Siklus biogeokimia atau siklus organikanorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia.
Siklus-siklus tersebut antara lain:
siklus air, siklus oksigen, siklus karbon, siklus nitrogen, dan siklus sulfur.
1.      Siklus
a.    Siklus Air
Dalam siklus air terjadi empat tahap sebagai berikut:
1)         Evaporasi, Proses penguapan zat cair menjadi gas.
2)         Traspirasi, Pengeluaran air dari tumbuhan dalam bentuk uap.
3)         Kondensasi, Proses perubahan gas menjadi cair.
4)         Presipitasi, Proses jatuhnya kembali zat cair ke bumi
    melalui hujan.
b.      Siklus Karbon dan Oksigen.
Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan oleh manusia dan hewan untuk berespirasi.
Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar C02 di udara.
Di ekosistem air, pertukaran C02 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, COz yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat.
c.    Siklus Nitrogen (N2)
Beberapa bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar Legum dan akar tumbuhan lain, misalnya Marsiella crenata. Selain itu, terdapat bakteri dalam tanah yang dapat mengikat nitrogen secara langsung, yakni Azotobacter sp. yang bersifat aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena sp. (ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen. Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.

d.   Siklus Fosfor
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah).
          Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus.

2.      Aliran Energi
Sumber energi bagi segala kehidupan adalah matahari. Hanya organisme autotrof yang dapat menangkap dan memanfaatkan energi matahari tersebut melalui proses fotosintesis. Organisme autotrof mengubah energi matahari tersebut menjadi gula dan oksigen. Itulah sebabnya organisme autotrof disebut sebagai produser, yang menyediakan energi bagi konsumer I. Selanjutnya energi tersebut dimanfaatkan oleh konsumer II, konsumer III, konsumer IV, dan berakhir pada pengurai. Dengan demikian terjadi aliran energi dari matahari ke produser,konsumer, dan berakhir pada pengurai.
Tersedianya energi dalam bentuk zat makanan itu menimbulkan proses makan dan dimakan. Proses makan dan dimakan itu dapat digambarkan dalam bentuk rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Selain energi dalam bentuk makanan, tubuh organisme juga memerlukan air, oksigen dan mineral. Munculnya jaring-jaring makanan diawali terjadinya proses perputaran zat dari tubuh organisme menuju tanah dan reaksi-reaksi kimia.
Bagan aliran energi:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxLSdCZdYgB8eqHmiv9J2Tk-o4X3rACnmgw-gUYonUsZBByRhkwxvXeD9UtXzFNfWTDPxJApmYqySTpxf58AWevt8wnTmItXEziIVinm9xYfRbcO90z9lo6kODMox5fW7wU0egSZI8du8/s400/bagan+aliran+energi.JPG          Pada bagan aliran energi diatas, energi memasuki ekosistem dari matahari dan meninggalkan ekosistem dalam bentuk panas. Nutrien tidak pernah meninggalkan ekosistem, tetapi mengalir melalui daur dalam ekosistem (daur biogeokimia).
Matahari adalah sumber energi. Salah satu sifat penting dari energi adalah dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain (transformasi energi). Makhluk hidup mampu melakukan transformasi energi. Ditinjau dari jaraknya terhadap sumber energi matahari, produser menempati jarak yang terpendek. Dengan demikian produser menempati tingkat trofik I. Konsumer I atau konsumer primer (herbivor) menempati tingkat trofik II,
konsumer II atau konsumer sekunder (karnivor I) menempati tingkat trofik III, dan konsumer III atau konsumer tersier (karnivor II) menempati tingkat trofik IV. Semakin jauh jarak transfer energi dari matahari semakin kecil aliran energinya. Kondisi demikian menunjukkan bahwa konsumer III yang menempati tingkat trofik IV mendapatkan energi yang paling sedikit dibandingkan dengan konsumer lain yang menempati tingkat trofik III maupun tingkat trofik II. Hal ini mengakibatkan konsumer III berada pada posisi rawan punah .
E.     Rantai Makanan dan Jaring Makanan

1.      Rantai Makanan
Pada rantai makanan terdapat tingkatan/urutan organisme. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan (autotrof)  adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, yang terdiri atas hewan-hewan karnivora dan seterusnya sampai organisme mati dan diurai oleh dekomposer. Hasil rombakan dari dekomposer dapat dipergunakan kembali oleh organisme autotrof. Rantai makanan sendiri memiliki menurut para ilmuan dibagi menjadi tiga rantai pokok, yaitu :
a.    Rantai Pemangsa (Rantai Makanan Tipe Perumput)
Landasan utama dari Rantai Pemangsa adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3.
                 Contohnya : Padi à Tikus à Ular Sawah àElang
Keterangan:
Padi sebagai produsen ( trofik I ), tikus sebagai konsumen I ( trofik II ) dan ular sawah sebagai konsumen II ( trofik III ).
b.    Rantai Parasit (Rantai Makanan Tipe Parasit)
Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu. Contoh:
                Tanaman Mangga à Benalu à Ulat à Burung Pemakan Ulat.  
c.         Rantai Saprofit (Rantai Makanan Tipe Detritus)
Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga membentuk jaring-jaring makanan. Contohnya:
                  Hancuran Daun ( seresah ) à Cacing Tanah à Ayam à Musang.

2.      Jaring - Jaring Makanan
Dalam ekosistem rantai makanan–rantai makanan itu saling berkaitan. Kebanyakan sejenis hewan memakan beragam, dan makhluk tersebut pada gilirannya juga menyediakan makanan untuk berbagai makhluk yang memakannya, maka terjadi yang dinamakan jaring – jaring makanan (food web). Jaring- jaring makanan merupakan rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan atau dimakan oleh satu jenis makhluk hidup lainnya.
Menurut Prawirohartono (2004: 126), dalam ekosistem terdapat banyak rantai makanan yang saling bertautan sehingga membentuk suatu jaring-jaring makanan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa jaring-jaring makanan adalah sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungaan.
Menurut Kurniawan dkk, jaring-jaring makanan adalah bentukan dari banyak rantai makanan yang saling berhubungan (2008: 226). Ekosistem yang terdiri atas banyak rantai makanan akan membentuk jaring-jaring makanan.
Berdasarkan beberapa penjelasan dan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa jaring-jaring makanan adalah kumpulan antara berbagai rantai makanan yang saling berhubungan dalam suatu ekosistem.

Contoh jaring makanan
sumber : http://helmysuhendar.blogspot.com/
Pada gambar terlihat bahwa semua aktivitas makan memakan diakhiri oleh pengurai. Hal ini menunjukkan peran bakteri pengurai dalam ekosistem sangatlah penting yang berfungsi menguraikan dan menghancurkan zat penyusun tubuh menjadi hara yang selanjutnya zat hara ini kembali ke tanah. Dengan demikian pengurai merupakan penghubung antara konsumen dan produsen. Dengan adanya pengurai, akan menjamin ketersediaan zat hara sehingga kebutuhan tumbuhan akan zat hara tetap terpenuhi.
                          Apabila tumbuhan hidup subur, berarti tumbuhan tersebut menjamin ketersediaan makanan bagi herbivora. Meningkatnya herbivora menjamin ketersediaan makanan bagi karnivora. Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa antara komponen dalam ekosistem yang satu dengan lainnya senantiasa berinteraksi dan terjadi kesalingtergantungan
F.     Piramida Ekologi
Piramida ekologi merupakan piramida abstrakyang menggambarkan komposisi komponen biotik penyusun suatu ekosistem. Piramida ekologi memberikan gambaran kasar tentang pengaruh hubungan rantai makanan bagi kelompok ekologi secara menyeluruh. Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Ada 3 jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi.

1.       Piramida Jumlah
Organisme dalam tiap tingkat trofik dapat disajikan dalam piramida jumlah, seperti kita lihat pada Gambar
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhh8KI6pNEBy6HddRRhyNMu2Yg6YskcEPKfw2XJB28BpVroRRL7Nr21zcOji_fkAXD1RwFQpLkpeTJWAJiw2H9dW35sKS4XKLUpVCUrOzxt-8YWOvSVzVI0H2v6k0OzMU-18A3s3Up0fMM/s320/piramida+jumlah.png

Organisme di tingkat trofik pertama biasanya paling melimpah, sedangkan organisme di tingkat trofik kedua, ketiga, dan selanjutnya makin berkurang. Dapat dikatakan bahwa pada kebanyakan komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu lebih banyak daripada organisme herbivor. Demikian pula jumlah herbivor selalu lebih banyak daripada jumlah karnivor tingkat I. Karnivor tingkat I juga selalu lebih banyak daripada karnivor tingkat II. Piramida jumlah ini di dasarkan atas jumlah organisme di tiap tingkat trofik.

2.       Piramida Biomassa
Seringkali piramida jumlah yang sederhana kurang membantu dalam memperagakan aliran energi dalam ekosistem. Peng gambaran yang lebih realistik dapat disajikan dengan piramida biomassa. Biomczssa adalah ukuran berat materi hidup di waktu tertentu. Untuk mengukur biomassa di tiap tingkat trofik maka rata-rata berat organisme di tiap tingkat harus diukur, kemudian barulah jumlah organisme di tiap tingkat diperkirakan. Lihat Gambar
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI5StXwQI9lXXQx2H6XJYISZ5V7tiMUE_bSBI6MYGeDlDK5nHRsjLNm2w6Couky8RLRCs2y27fLzji9EOCOZhO62R0DRdxVRFTiRcWu79TN-lPyt-MHgSZVSFtOFVezkhyRJ65tZOGZN2b/s320/Picture2.jpg

Piramida biomassa berfungsi meng­gambarkan perpaduan massa seluruh organisme di habitat tertentu, dan diukur dalam gram.
Untuk menghindari kerusakan habitat maka biasanya hanya diambil sedikit sampel dan diukur, kemudian total seluruh biomassa dihitung. Dengan pengukuran seperti ini akan didapat informasi yang lebih akurat tentang apa yang terjadi pada ekosistem.

3.      Piramida Energi
Seringkali piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang kita butuhkan. Piramida energi mampu memberikan gambaran paling akurat tentang aliran energi dalam ekosistem.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcFqe5glAyjZjrXCRqkQ4ccEBe1BFctYflGk35PsvXaGfSH5nn1jYuvVRIWU2n9A5fu1K2jl7ZEoCTKZlDjWIRRxh6W6T3Lq0tNi9g6wDfSG6MDVnw4HkCg9wBQR6hZ7wobSUbwOmcQZI/s320/pirammida+energi.png

Pada piramida energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut yang tersedia di tiap tingkat trofik. Berkurangnya energi yang terjadi di setiap trofik terjadi karena hal hal berikut.
1.      Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan dimakan oleh tingkat trofik selanjutnya.
2.      Beberapa makanan yang dimakan tidak bisa dicernakan dan dikeluarkan sebagai sampah.
3.      Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari tubuh organisme, sedangkan sisanya digunakan sebagai sumber energi.
G.    Keseimbangan Lingkungan
Lingkungan juga memiliki kemampuan untuk mengembalikan kondisi lingkungan ke keadaan seimbang ketika lingkungan mendapat gangguan atau kerusakan sampai batas tertentu yang disebut daya lenting lingkungan. Keseimbangan lingkunganberarti kemampuan lingkungan untuk mengatasi tekanan dari alam maupun aktivitas manusia, serta kemampuan lingkungan dalam menjaga kestabilan kehidupan di dalamnya. Keseimbangan lingkungan dapat tercapai ketika interaksi antara organisme dengan factor lingkungan dan interaksi antar komponen dalam suatu lingkungan dapat berjalan dengan proporsional.
Interaksi Antar Komponen Ekosistem dalam Menjaga Keseimbangan Lingkungan. Aktivitas dan interaksi antar komponen ekosistem memungkinkan proses kehidupan terus berlangsung dan berkesinambngan. Interaksi antar komponen biotic dalam menjaga keseimbnganlingkungan dapat dilihat pada peristiwa rantai makanan dan jarring-jaring makanan. Pada rantai dan jarring makanan hubungan materi dan energi akan mengikat organisme yang satu dengan yang lainnya dalam suatu system yang teratur dan terarah. Adanya interaksi saling membutuhkan antar komponen biotic di rantai makanan dan jaring-jaring makanan , menyebabkan tidak akan ada satu pun satu pun komponen biotic yang populasinya akan bertambah terlalu cepat atau menurun drastic. Keseimbangan lingkungan juga tercipta bila interaksi antara komponen biotic dengan komponen abiotik berjalan dengan sesuai dan berkesinambungan. Faktor lingkungan seperti suhu, air, intensitas cahaya, kelembaban , dan salinitas dapat menjadi factor penentu persebaran organisme di muka bumi. Apabila factor-faktor lingkunganmengalami fluktuasi dengan drastic, populasi organisme yang ada pada lingkungan akan tersebut pun akan terpengaruh. Perubahan kodisi lingkungan abiotik dapat mengancam keseimbangan lingkungan.
1.      Suksesi
Gangguan lingkungan dapat berasal dari alam atau campur tangan manusia. Gangguan alam seperti kebakaran, gempa, badai tornado, dan letusan gunung berapi dapat menghancurkan komunitas biologis. Setelah ada gangguan alam akan memulihkan dirinya sendiri, organisme yang bertahan hidup akan melewati bencana akan mengkolonisasi area bencana. Pada proses pemulihan, struktur komunitas akan mengalami perubahan yang disebut suksesi. Suksesi adalah proses perubahan komposisi species dalam suatu komunitas biologi akibat adanya gangguan dari komunitas tersebut.Suksesi ada dua macam yaitu primer dan sekunder.
a.       Suksesi Primer
Perubahan komposisi komunitas yang terjadi pada suatu kawasan yang pada mulanya hamper tidak ada kehidupan. Bisanya terjadi pada pulau vulkanis baru, atau pada lapisan glasies atau lapisan es. Biasanya diawali dengan tumbuhnay tanaman pioneer atau perintis seperti lumut kerak / Lichenes
b.      Suksesi sekunder
Terjadi pada area yang mulanya ada kehidupan tetapi kemudian mengalami gangguan yang menyebabkan hilangnya komunitas yang ada di area tersebut dan hanya meninggalkan tanah yang tetap utuh. Contoh area penebangan hutan, area pasang naik dan pasang surut.
Suksesi diakhiri dengan adanya komunitas klimaks yang bersifat stabil dan memiliki tingkat keseimbangn lingkungan yang tinggi. Komunitas klimaks biasanya didominasi oleh organisme yang memiliki umur panjang seperti pohon-pohon yang berumur panjang.
Contoh diagram suksesi primer
Gunung meletus ——->Lava—->Lichenes/lumutkerak —->Lumut –> Tanamanpaku—–>Rumput—->Perdu——>Pohon/komunitas klimaks
Contoh diagram suksesi sekunder
Penebanganhutan ——->rumput ——–>perdu ——>pohon/ komunitas klimaks
2.      Dampak Eksploitasi
Meningkatnya jumlah populasi manusia juga meningkatkan ancaman bagi lingkungan. Sikap manusia yang cenderung merusak lingkungan memberikan dampak negative terhadap ekosistem. Eksploitasi di luar batas oleh manusia memberikan dampak yang cukup besar bagikerusakan lingkungan.Beberapa dampak negative akan diuraikan berikut ini .
a.         Fragmentasi dan Degradasi Habitat
Fragmentasi terjadi pada hutan yang ditebang/dirambah, pembangunan jalan yang melintasi hutan, pembangunan berbagai sarana di pinggir jalan yang meleintasi hutan menyebabkan perubahan struktur komunitas hutan, kematian pohon, kebisingan, polusi, serta pengurangn lahn untuk habitat organisme asli.
b.      Terganggunya Aliran energi di dalam Ekosistem
            Ekosistem buatan yang sengaja diubah oleh manusia menjadi ekosistem buatan menyebabkan terganggunya aliran energi . Penebangan hutan dan digantikannya dengan lading/sawah membuat ekosistem menjadi sederhana. Terjadi perubahan komposisi dan keanekaragaman produsen, konsumen, detritivora, dn decomposer.
c.       Resistensi Beberapa Species Merugikan
                      Penggunaan pestisida dan antibiotic yang tidak sesuai takaran/dosis tidak dapat memberantas hama atau pun kumanyan bersifat pathogen. Organisme pengganggu yang tidak mati secara sempurna oleh pestisida atau pun antibiotic ini menjadi kebal oleh pestisida dan antibiotic, Kekebalan ini diturunkan pada generasi berikutnya sehingga akan lebih sulit memberantas hama dan menyembuhkan penyakit yang disebabkan species yang telah resisten.
d.      Hilangnya Species Penting di dalam Ekosistem
                   Setiap organisme dalam ekosistem memiliki peran sesuai jabatannya/ nicianya. Hilangnya species tertentu dapat mengubah struktur rantai makanan dan jarring-jaring makanan sehingga menjadi semakin sederhana. Menurunnya populas species tertentu akan mempengaruhi jumlah populasi lain yang terangkai dalam rantai makanan.
e.       Introduksi Species Asing
            Introduksi/masuknya species asing dari satu ekosistem ke ekosistem yang lain biasanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Introduksi species asing selain meningkatkan kesejahteraan manusia kadang juga merugikan karena saat masuk ke suatu wilayah tidak disertai predator alaminya sehingga sulit mengendalikan ledakan populasinya. Contohnya ledakan eceng gondok dan keong mas yang bersifat mengganggu Kedua species itu bukan asli Indonesia.
f.       Berkurangnya Sumber Daya Alam Terbaharui
                      Sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup digolongkan sebagai sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Eksploitasi yang berlebihan dapat menyebabkan menurunnya jumlah organisme tersebut maupun mutunya. Contohnya adalah penebangan liar untuk mendapatkan kayu ataupu perburuan liar untuk mendapatkan gading, kulit, tanduk dan sebagainya.
g.      Terganggunya Daur Materi di dalam Ekosistem
            Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, aktivitasnya pun juga meningkat. Hal ini berakibat terhadap daur biogeokimia. Contohnya adalah pembakaran oleh manusia, aktivitas penggunaan bahan baker yang berlebihan menghasilkan gas CO2 dalam jumlah besar sehingga terjadilah pemanasan global.
  1. Eksploitasi Berlebihan Pada Ekosistem Darat  dan Akuatik
a.       Ekosistem Darat
Ekosistem darat meliputi semua bioma darat seperti hutan, padang rumput, taiga, tundra, gurun dan sebagainya. Dari semua bioma darat yang paling banyak dimanfaatkan dan dieksploitasi besar-besaran adalah hutan.
Eksploitasi hutan yang berlebihan / over eksploitasi akan berakibat :
1)    Menurunnya atau bahkan hilangnya species-species tertentu
2)   Berkurangnya oksigen dan peningkatan jumlah karbondioksida      yang berakibat pemanasan global (berubahnya iklim global)
3)   Terjadinya banjir, tanah longsor karena hilangya resapan yang mengganggu daur hidrologi
4)   Hilangnya tempat tinggal, tempat berlindung, dan tempat segala aktivitas hewan yang tinggal di dalamnya.
b.      Ekosistem Akuatik
Ekosistem aquatic pun tidak bebas dari aktivitas manusia untuk mengeksploitasi seperti :
1)    pengambilan ikan untuk konsumsi/ ikan hias
2)    pengambilan terumbu karang
3)    pembukaan daerah wisata
Eksploitasi ekosistem akuatik yang berlebihan/ overeksploitasi dapat berakibat :
1)    Menurun/ hilangnya species ikan atau hewan laut yang lain
2)    hilangnya habitat hewan air akibat hilangnya terumbu karang
3)   polusi, kerusakan ekosistem karena kegiatan pariwisata yang tidak    dikelola dengan baik.
  1. Upaya Menjaga Keseimbangan Lingkungan
Lingkungan yang dieksploitasi secara berlebihan dapat berakibat menurunnya kualitas linkungan. Perlu dilakukan upaya untuk menjaga keseimbangan lingkungan diantaranya adalah :
a.       Penghematan penggunaan kertas, tissue, dan semua hal yang diproduksi dari bahan baku dari hutan
b.      Penghematan menggunaan bahan kimia yang dapat merusak lingkungan
c.       Penghematan penggunaan bahan bakar
d.      Menghentikan jual beli berbagai spesies hewan dan tumbuhan langka
e.       Tidak membakar hutan
f.       Penerapan system bercocok tanam yang memperhatikan lingkungan
g.      Pengendalaian hama secara alami (metode biological control) dengan predator alami
h.      Penggunaan pestisida dan antibiotic sesuai takaran
i.        Pembangunan berwawasan lingkungan
j.        Pengawasan produk impor untuk mencegah masuknya species asing yang merugikan
k.      Penegakan hukum yang tegas bagi perusak lingkungan
l.        Reboisasi, tebang pilih dan menghindari illegal loging/penebangan liar
m.    Mencegah perburuan hewan dan penangkapan ikan secara liar








BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan :
Ekosistem terdiri dari ekosistem alami dan buatan,, secara garis besar ekosistem alam dibedakan menjadi dua, darat dan perairan. Ekosistem tersusun dari beberapa komponen Biotik dan abiotik, Biotik merupakan komponen makluk hidup dan sedangkan biotic komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari benda mati. Semua makluk akan bergantung pada makluk lainya, hal ini menyebabkan interaksi antar maluk hidup di Ekosistem.
Dalam interaksi antar komponen Ekosistem mengakibatkan :
ü  Hubungan Makan
ü  Hubungan Simbiosis
ü  Hubungan Kompetisi
Dalam ekosistem pastilah ada yang namanya Energi. Energi ini bermula dari matahari yang diolah ole autotroft dan disalurkan ke konsumen dank e konsumen berikutnya hingga smpai pada pengurai. Hal ini termasuk terjadinya siklus. Siklus terjadi pada biotic dan abiotik yang mengakibatkan Ekosistem akan tetap berlanjut.
Siklus yang terjadi pada Abiotik dapat dicontohkan dengan adanya siklus :
ü  Siklus Air
ü  Siklus Karbon dan Oksigen
ü  Siklus Nitrogen (N2)
ü  Siklus Fosfor
Siklus yang terjadi pada Biotic dapat dicontohkan dengan adanya Rantai makanan. Inilah komponen yang sangat penting untuk kehidupan. Karena pada dasarnya Pada rantai makanan terdapat tingkatan/urutan organisme. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan (autotrof)  adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, yang terdiri atas hewan-hewan karnivora dan seterusnya sampai organisme mati dan diurai oleh dekomposer. Hasil rombakan dari dekomposer dapat dipergunakan kembali oleh organisme autotrof. Dari beberapa rantai makanan yang saling berhubungan dalam ekosistem akan membentuk suatu jaring-jaring makanan.
Keseimbangan lingkungan akan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan Ekosistem. Jadi upaya – upaya pencegahan Ekploitasi harus dilakukan.

B.       Saran :
Setelah mengetahui apakah itu ekosistem, alangkah baiknya kita mengetahui lebih lanjut tentang pendalaman ekosistem itu sendiri. Dalam belajar tentang ekosistem jangan lewatkan yaitu mengenai prinsip-prinsip ekologi, komponen ekosistem, keseimbangan ekosistem guna untuk menyempurnakan pengetahuan kita mengenai ekosistem.
Demikian makalah sederhana ini saya susun, saya mengucapkan terimakasi kepada pembaca yang telah membaca makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semuanya dan menjadikan kita lebih bisa mencintai dan menjaga alam kita ini.








DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar